JAKARTA (AFP) – Indonesia yang berpenduduk mayoritas Muslim akan mengerahkan hampir 200.000 personel keamanan nasional menjelang Natal untuk berjaga-jaga terhadap potensi serangan teror, kata polisi, Selasa (17 Desember).
Kepulauan Asia Tenggara berpenduduk 260 juta itu memiliki sejumlah besar orang Kristen, Hindu dan Budha yang telah menjadi sasaran kelompok-kelompok Islam radikal.
Pada hari Selasa, pihak berwenang mengatakan sekitar 192.000 personel polisi dan militer akan dikerahkan untuk mengamankan perayaan Natal dan Tahun Baru di seluruh negeri – termasuk di Papua paling timur, wilayah mayoritas Kristen.
Pengerahan, yang terjadi setelah serentetan serangan baru-baru ini, lebih dari 167.000 personel yang dikerahkan tahun lalu.
“Sebanyak 10.000 personel akan dikerahkan di Jakarta” saja, kata juru bicara Kepolisian Nasional Argo Yuwono. “Berdasarkan data intelijen, ada potensi risiko … Jadi kami mengambil langkah-langkah pencegahan tetapi kami juga siap untuk mengambil tindakan proaktif,” tambahnya.
Banyak serangan masa lalu di Indonesia, yang memiliki puluhan kelompok yang setia kepada ideologi kekerasan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), telah melawan polisi dan simbol negara lainnya.
Pihak berwenang secara rutin menangkap tersangka militan terkait ISIS menjelang dugaan serangan yang direncanakan.
Pada bulan Oktober, Presiden Indonesia Joko Widodo memerintahkan peningkatan keamanan setelah dua militan dari kelompok teror terkait ISIS menikam menteri keamanan utamanya. Wiranto selamat dari upaya pembunuhan.
Bulan lalu, seorang pembom bunuh diri meledakkan dirinya di sebuah kantor polisi di Sumatra, menewaskan dirinya sendiri dan melukai enam warga sipil.