SINGAPURA – Untuk mempelajari bagaimana bakteri yang berada di usus kita mempengaruhi kesehatan dan penuaan, dan bagaimana mereka dapat dimanfaatkan untuk menunda timbulnya penyakit neurodegeneratif terkait usia seperti demensia, sebuah pusat baru diluncurkan di sini pada hari Jumat (3 Juni).
Asean Microbiome and Nutrition Centre adalah pusat virtual yang berbasis di National Neuroscience Institute (NNI) – kemitraan antara NNI dan Sunway University di Malaysia – yang akan membawa penelitian mikrobioma eksperimental dari laboratorium ke dalam pengaturan klinis.
Ekosistem bakteri, jamur dan mikroba lain yang ditemukan dalam sistem pencernaan secara kolektif disebut sebagai mikrobioma usus. Mikroba ini mengeluarkan bahan kimia yang disebut metabolit, yang diserap ke dalam aliran darah.
Metabolit ini kemudian melakukan perjalanan ke berbagai bagian tubuh seperti otak, hati dan tulang, di mana mereka bisa bermanfaat atau berbahaya bagi jaringan, tergantung pada jenis metabolit dan lokasi perjalanannya.
Oleh karena itu, mikrobioma usus sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan manusia karena berperan dalam mengatur kekebalan, metabolisme, perilaku, dan fungsi organ di berbagai bagian tubuh.
Profesor Sven Pettersson, direktur pusat dan peneliti utama di Departemen Penelitian NNI, mengatakan bahwa mempelajari bagaimana mikroba usus berkomunikasi dengan jaringan, seperti otak, dapat membuka jalan bagi perawatan baru untuk mencegah dan mengelola penyakit yang berkaitan dengan usia dan gaya hidup.
“Berbeda dengan gen kita, yang tidak mudah diubah, mikroba usus kita mudah dibentuk dan merespons diet. Itu membuat mereka sangat menarik untuk menjadi sasaran intervensi pangan,” tambahnya.
Misalnya, diet tinggi serat, rendah olahan yang kaya buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian, membantu bakteri menguntungkan berkembang di usus, kata Prof Pettersson.
Pusat ini juga bekerja sama dengan industri makanan lokal untuk mengembangkan produk makanan generasi berikutnya untuk membantu mikroba usus lebih mendukung kesehatan manusia dan tubuh yang menua.
Profesor Louis Tan, yang merupakan konsultan ahli saraf senior dan direktur di Departemen Penelitian NNI, mengatakan bahwa penelitian pertama yang menghubungkan mikrobioma usus ke otak diterbitkan kurang dari 20 tahun yang lalu.
Ditemukan bahwa mikroba dapat bermanfaat atau merugikan, tergantung pada diet dan gaya hidup seseorang, yang merupakan “pengatur utama” kesehatan manusia, tambahnya.
Misalnya, mikroba dapat mengeluarkan metabolit yang mengurangi peradangan dan meningkatkan memori atau metabolit yang mempercepat peradangan dan gejala penyakit yang berkaitan dengan usia dalam tubuh.
“Masih banyak yang belum kita ketahui. NNI senang berkolaborasi dengan para peneliti dari seluruh dunia untuk memajukan pengetahuan dan merawat pasien kami,” kata Prof Tan.
Pusat ini juga melibatkan para peneliti di Eropa, Amerika Utara dan Asia untuk mengidentifikasi bagaimana mekanisme mikroba mengatur penuaan. Ini didukung oleh UK Dementia Research Institute dan didirikan dengan dana dari Jeffrey Cheah Foundation.