Moskow (AFP) – Rusia berharap Turki akan “menahan diri” dari melancarkan serangan di Suriah utara, seorang juru bicara diplomatik mengatakan pada hari Kamis (2 Juni), setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memperbarui ancaman kampanye militer yang menargetkan “teroris” Kurdi.
“Kami berharap Ankara akan menahan diri dari tindakan yang dapat menyebabkan memburuknya situasi yang sudah sulit di Suriah,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam sebuah pernyataan.
“Langkah seperti itu, dengan tidak adanya persetujuan dari pemerintah Republik Arab Suriah yang sah, akan menjadi pelanggaran langsung terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Suriah” dan akan “menyebabkan eskalasi ketegangan lebih lanjut di Suriah”, tambahnya.
Erdogan pada hari Rabu memperbarui ancaman serangan militer di Suriah utara.
“Kami mengambil langkah lain dalam membangun zona keamanan 30 km di sepanjang perbatasan selatan kami. Kami akan membersihkan Tal Rifaat dan Manbij,” katanya, merujuk pada dua kota Suriah utara.
Erdogan mengatakan mereka kemudian akan melanjutkan, “selangkah demi selangkah, ke wilayah lain”.
Selama seminggu sekarang, pemimpin Turki telah mengancam akan melancarkan operasi terhadap pejuang Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
Dia juga menargetkan Unit Perlindungan Rakyat (YPG), sebuah kelompok Suriah-Kurdi yang dianggapnya sebagai bagian dari PKK.
Zakharova mengatakan “kami memahami kekhawatiran Turki tentang ancaman terhadap keamanan nasional yang berasal dari daerah perbatasan” dengan Suriah, tetapi menambahkan bahwa masalah hanya dapat diselesaikan jika pasukan Suriah dikerahkan di daerah tersebut.
Berdasarkan ketentuan perjanjian 2019, Rusia, sekutu rezim Damaskus, dan Turki sepakat untuk memastikan pasukan Kurdi mundur dari daerah-daerah di Suriah yang dekat dengan perbatasan Turki dan untuk meluncurkan patroli bersama.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari Rabu memperingatkan sekutu NATO Turki terhadap serangan militer di Suriah, dengan mengatakan itu akan membahayakan kawasan itu.